Masyarakat Indonesia akhir-akhir ini
dihebohkan dengan rencana pemindahan ibukota baru ke pulau Kalimantan. Pro dan
kontra mengalir deras baik dalam khalayak nyata maupun sosial media. Saat ini
ada dua lokasi yang disinyalir akan menjadi ibukota baru, yaitu kawasan Bukit
Soeharto, Kutai Kartanegara, Kalimatan Timur dan Kabupaten Gunung Mas,
Kalimantan Tengah. Sementara dalam berbagai kesempatan, Presiden Jokowi akan
mempublikasikan hasil riset ibukota baru Agustus mendatang.
“Kota akan semakin memainkan peran penting dalam perekonomian global”, --Kofi Annan, mantan Sekretaris Jenderal PBB
Dalam hal rencana
jangka panjang ini Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mendukung alasan
positif dari beberapa tokoh, diantaranya:
Pandangan positif beberapa tokoh |
Mengurangi
Bias Perkotaan
Bias
perkotaan terjadi ketika sebuah negara menerapkan kebijakan pembangunan yang
lebih berpihak pada sektor perkotaan. Kesenjangan antara perekonomian daerah
kota dan pedesaan semakin meningkat. Pun ditambah dengan tren urbanisasi
pekerja dengan alasan kemakmuran atas tingkat upah yang lebih tinggi.
Dilansir oleh
kompas.com, Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengungkapkan bahwa usai
dibangun nanti, ibukota baru tidak akan menjadi kota terbesar se-Indonesia.
Pemindahan ibukota dilakukan untuk meningkatkan produktivitas sektor
pemerintahan. Ibukota baru nantinya akan menampung sekira 1,5 juta penduduk,
mulai dari PNS pusat, pegawai legislatif, yudikatif, TNI dan Polri, serta
keluarga mereka. Pelaku bisnis juga akan mendapatkan ruang di ibukota baru demi
mendukung kemajuan ekonomi setempat.
Jika benar demikian
adanya, tentu pemindahan ibukota bukan menjadi hal negatif bagi seluruh
pemangku kepentingan. Pemindahan ibukota justru mendukung terbentuknya smart, green, beautiful, sustainable
sesuai tujuan awal dari Bappenas.
Pemindahan ibukota sebagai salah satu wujud pembangunan |
Keamanan
Sosial dan Lingkungan Lebih Stabil
Pemindahan
ibukota ke luar Jakarta memacu potensi keamanan yang lebih baik. Beban berat
Jakarta mulai meluapkan dampaknya. Banjir tak terdeteksi sejak dini, kemacetan
menjadi makanan setiap hari, udara mulai tercemar, permukaan tanah menurun,
hingga sistem transportasi yang buruk.
Pemindahan ibukota tentu dilakukan dengan rencana matang, termasuk tata
ruang dan saluran limbahnya.
Hutan di Kalimantan
sudah diakui menjadi salah satu lumbung oksigen bagi kesehatan paru-paru dunia.
Dengan berpindahnya ibukota ke Kalimantan, populasi hutan harus tetap terjaga
sebagai penopang kehidupan manusia dan satwa di sekitarnya. Keseimbangan antara
megapolitan dan kelestarian alam tidak akan menimbulkan kekhawatiran tentang
dampak negatif lingkungan di kemudian hari.
Perkiraan kontribusi Pulau Kalimantan meningkat (Doc: RPJM 2019 Bappenas) |
Kepada CNBC Indonesia (19/07/10),
Kepala Bappenas menyampaikan sejumlah kriteria calon ibukota baru. Ibukota baru
nantinya terletak tidak jauh dari laut, minim potensi bencana alam seperti
gempa bumi, gunung meletus, dan tsunami. Ibukota nanti juga harus memiliki
akses segala arah yang mudah dan efektif. Akses transportasi dan informasi ini
harus benar-benar dijaga agar kehidupan masyarakat lebih terjamin.
Selaras dengan hal
tersebut, official account instagram
@bappenasri menyebutkan bahwa pemindahan ibukota terinspirasi dari negara
Brasil, lalu bagaimana nasib Jakarta? Apakah sama halnya dengan Rio de Janiero
yang tetap eksis dengan segala potensinya? Kabarnya, pemerintah akan menyiapkan
Jakarta sebagai pusat perekonomian yang lebih maju. Bila pembangunan ibukota
baru dan Jakarta berjalan searah, tentu pokok masalah yang berkaitan dengan
kota administratif dapat dikendalikan dengan adil.
Doc: instagram @bappenasri |
Harapan baik atas
ibukota baru tentu tercurah dari angan masyarakat, namun demikian pemerintah
perlu mempertimbangkan berbagai hal berikut:
1. Efisiensi
biaya akomodasi dari dan ke luar pulau
Sudah
semestinya pemerintah memperhatikan akomodasi transportasi, penginapan, dan
sarana penunjang publik guna aksesabilitas yang lancar. Pembangunan makro bukan
hanya soal kemajuan ekonomi, melainkan juga laju urban masyarakatnya.
2. Menjamin
pembangunan makro yang anti korupsi
Megaproyek
seperti pemindahan ibukota melahirkan tantangan tersendiri bagi para stakeholder, tak terkecuali dalam arus
keuangan. Pembangunan jangka panjang dengan beberapa sumber dana tersebut harus
dikontrol dengan teliti agar tidak menimbulkan kasus lain.
Semoga
langkah baik pemerintah ini berjalan sesuai harapan. Sebagai warga negara yang
baik, sudah sepantasnya kita mendukung sesuai kepasitas diri. Pun memberikan
saran terbaik dengan sikap yang baik pula. Menurut teman-teman bagaimana?
Pulau Kalimantan (Doc: RPJM 2019 Bappenas) |
References:
1. https://money.kompas.com/read/2019/05/13/161245926/ibu-kota-baru-tidak-didesain-jadi-kota-besar
Diakses pada 29 Juli 2019.
2. https://www.cnbcindonesia.com/news/20190710072112-4-83797/inilah-tiga-kandidat-kuat-ibu-kota-baru-ri-pengganti-jakarta
Diakses pada 29 Juli 2019.
3. Official instagram
@bappenasri
Semoga pemindahan ini membuat Indonesia semakin maju dan berdaulat. Makin adil dan makmur rakyatnya. Terlaksanalah cita-cita para founding fathers kita dahulu.
BalasHapusYes good!
Hapussemoga ibukota baru nanti jadi ibukota yang nyaman dan aman untuk masyarakatnya ya
BalasHapusHarus dong kak. Agar Indonesia lebih baik
Hapus