Hutan Lindung - doc latifahkusuma7 |
Aku bersyukur sering melihat orang yang mulai berpartisipasi jaga bumi. Ada yang bawa botol minum ke kantor, ada yang belanja pakai tas kain, dan ada juga yang mulai stop tisu lalu berganti ke sapu tangan. Namun kadang aku berpikir kalau langkah seperti itu harus dilakukan bersama-sama, bukan satu atau dua orang saja.
Pas banget kemarin aku ikut online gathering dengan judul “Peran Komunitas untuk Menjaga Hutan dalam Mitigasi Perubahan Iklim”. Narasumbernya yaitu mas Christin Natalie, Manager Program Hutan Itu Indonesia. Di sini banyak insight menarik dan bermanfaat tentang perilaku manusia dan keseimbangan alam.
Saat awal acara sempat dibacakan hasil penelitian tahun 2017 oleh Hutan Itu Indonesia. Faktanya, hanya 27,3% responden yang menyadari perilaku manusia berdampak pada kondisi hutan saat ini. Sementara 82,7% lainnya menyatakan prihatin tentang kondisi hutan di Indonesia tapi tidak menyadari bagaimana solusi yang harus dilakukan.
Padahal hutan banyak berperan dalam kehidupan kita. Hutan itu layaknya rumah, menyediakan udara segar tiap hari, menyeimbangkan ekosistem untuk tumbuhan, hewan, dan manusia, serta menjaga kandungan air di dalam bumi.
Hutan Itu Supermarket
Kita semua tahu bahwa hutan menyediakan berbagai kebutuhan. Mulai dari pohon yang diambil kayunya, sumber pangan berupa buah, sayur, hingga umbi, dan hasil alam lainnya. Namun ingat, ambil secukupnya dan usahakan untuk memperbarui dan melestarikan keberadaannya. Misalnya dalam hal penebangan pohon untuk diambil kayunya, tentu harus melalui izin kepada pemerintah dan reboisasi secara bertahap.
Hutan Itu Asuransi Jiwa
Ada golongan masyarakat yang bertahan hidup dari hasil hutan. Misalnya masyarakat yang sehari-hari bekerja sebagai pencari kayu bakar. Atau tenaga kerja yang setiap hari mengelola hutan wisata. Mereka bisa memberi kehidupan anak dari hasil kelestarian hutan di sekitarnya.
Hutan Itu Sumber Air Bersih
Ada yang pernah mendaki gunung? Atau tinggal di area pegunungan? Yes, banyak mata air dan air terjun yang fungsinya tak sekadar tempat wisata, tetapi juga sumber air bersih untuk warga. Aku pernah tinggal di area pegunungan yang sering kekeringan. Alhamdulillah, orang-orang bisa mengambil air bersih dari mata air tersebut.
Hutan Itu Superhero
Saking banyaknya fungsi hutan, aku menyebutnya superhero. Hutan bisa melindungi tanah sekitar dari banjir, hutan bisa melindungi hewan-hewan dan memberinya makanan setiap hari. Hutan juga bisa menjadi sarana konservasi.
Hutan Itu Sumber Karbon
Aku setuju kalau hutan disebut paru-paru dunia. Hutan bisa menyediakan karbon dioksida yang banyak untuk masyarakat di sekitarnya. Itulah mengapa kita harus mulai jaga hutan dan peduli lingkungan. Kalau belum bisa pakai cara sendiri, coba pakai komunitas dalam mencegah kerusakan hutan.
Sebenarnya kita bisa mulai jaga bumi dengan hal sederhana saja. Simak tips di bawah ini ya!
Kurangi penggunaan kertas
No no no! Aku nggak lagi ngomongin anak sekolah yaa. Tapi buat para karyawan, pengusaha, dan profesi lainnya lebih baik mencatat informasi di handphone atau langsung di laptop.
Ganti tisu dapur dengan serbet serbaguna
Aku sendiri masih menyetok tisu makan dan tisu untuk dapur. Kalau mau peduli hutan ya kurangi dikit demi sedikit. Kalau bisa paksi serbet serbaguna saja.
Berkunjung ke hutan wisata dengan santun
Banyak yang ngaku jadi pecinta lingkungan tapi masih buang sampah sembarangan. Plis jadilah orang yang bijak dengan membuang sampah pada tempatnya.
Kalau menurut kamu, apa sih langkah sederhana untuk jaga hutan?
#EcoBloggerSquad
Aq nih masih banyak menggunakan tisu. Aq harus belajar buat mengurangi penggunaan tisu
BalasHapusAq nih masih banyak menggunakan tisu, aq harus belajar mengurangi penggunaan tisu
BalasHapusPR banget nih karena masih belum berbuat banyak untuk hutan, masih sebatas nggak bawa kantong plastik, dan bawa tumblr, harus lebih banyak aksi untuk menyelamatkan hutan
BalasHapusNoted mbak. Pemakaian tisu ini yg masih jadi PR krn udh jadi kebutuhan di kehidupan rumah tangga. Tapi demi hutan, kayaknya harus bisa mulai diet tisu.
BalasHapusJadi ingat pembimbingku dulu pas kuliah. Di saat dosen lain kalo bimbingan minta draft dicetak, terus dicorat-coret, pembimbingku pilih soft copy. Pake word, track changes. Kenapa pak nggak diprint aja? Kan lebih praktis pake track changes, hemat kertas juga kan, sayang aja kalo diprint dicoret2 terus berakhir di tempat sampah..
BalasHapusMengurangi kertas, kalo sekarang, jauh lebih memungkinkan sih ya. Kita punya teknologi digital yg praktis dan memudahkan sekali...
Masih tahapan belajar untuk mengurangi pemakaian tisu, peran hutan di bumi luar biasa ya.
BalasHapusSelain mengurangi penggunaan tisu, sejak era digitalisasi, aku pun mulai mengurangi penggunaan kertas walaupun ya tetap butuh di beberapa keadaan. Tapi ya paling nggak, sudah berhenti memanfaatkan terlalu banyak.
BalasHapusKalau dipikir, hutan ini seperti penyangga kehidupan ya saking banyak sekali definisi untuk hutan. Kawasan hijau yang biasanya hadir di perbukitan (atau gunung-gunung) begini, kadang kupikir juga sebagai pasak dari Bumi tempat kita hidup. Kalau pasaknya hilang, ya mungkin saja Bumi nggak bersisa lagi.
Jujur, kalau dari poin-poin yang disebutkan ini, aku masih belum bisa menerapkan semuanya Kak. Salah satunya penggunaan tisu. Tapi untuk yang lain, sebisa mungkin mencoba menerapkannya.
BalasHapusUntuk mengurangi penggunaan kertas sudah mulai berkurang sih, walau belum 100%. Masih punya buku catatan, tapi dalam 1 tahun saja belum tentu habis. Soalnya memang dengan teknologi sekarang ada fitur live transcribe yang bisa menerjemahkan omongan kita ke dalam notes. Jadi nggak perlu nulis di notes hp juga.
BalasHapusSetuju di hutan semuanya ada dan bisa dimanfaatkan, sayangnya banyak org serakah ya maunya langsung meraup semuanya tanpa mikirin hutan jd rusak, Gak bisa mengandalkan pemerintah aja buat menjaganya tapi masyarakat kudu bahu-membahu juga untuk turut melestarikan hutan. Salah satunya gak serakah ambil hasil hutan, gak nyampah kalau berwisata di hutan dll.
BalasHapusBener banget, kita harus membiasakan diri menjaga lingkungan dari hal kecil kayak bawa tumbler saat pergi, belanja pakai tas kain. Dan saya sudah melakukan dua hal itu sejak lama, apalagi untuk tas kain, lebih enak dibanding tas plastik, gak gampang rusak hehe.
BalasHapusSekarang lahan hutan udah makin berkurang. Memang perlu langkah konkret untuk mengatasi sampah ini ya kak. Alhamdulillah untuk tisu aku bener-bener udah mengurangi penggunaannya.
BalasHapusSetuju kak, memang gak bisa sendirian mengerjakannya karena kan yang hidup di bumi ini manusianya juga bukan seorang aja, tapi buaaanyyakk. Sehingga kudu yang banyak itu juga berperan melestarikan hutan di berbagai tempat
BalasHapusSalah satu yang susah banget diterapkan di rumahku adalah penggunaan tisu. Sedikit2 sih kami mulai beralih ke tisu dapur yang bisa dipakai berkali2 (bisa dicuci) terutama untuk kebutuhan bersih2 di dapur. Cuma emang kadang ada masanya boros tisu. Huhuhu. Kalau kertas sudah mulai mengurangi karena dokumen2 kebanyakan sudah paperless.
BalasHapusYuk,, kurang konsumsi batang pohon tapi konsumsi hasil hutannya. Kurangi pakai benda sekali pakai, tapi gunakan barang berkali-kali pakai seperti tumblr, tas kain, dll
BalasHapusPerumpamaan hutan itu supermarket mengena sekali. Karena memang banyak bentuk kehidupan yang berada di sana, ya. Hanya saja tentu tidak semuanya bisa diambil atau dibeli begitu saja. Seperti di supermarket, kalau ada yang habis mestinya bisa segera digantikan agar tetap seimbang.
BalasHapusLangkah sederhana yang masih aku lakukan yaitu bawa botol minum sendiri dan tas belanja sendiri. Biarin deh agak berat dan repot, tapi nggak nyumbang sampah lbh lagi.
BalasHapusRasanya masih sulit mengurangi atau menghindari pemakaian tisu. Sekarang hampir gak pernah liat orang bawa sapu tangan kayak dulu, dah berganti tisu
BalasHapusKalau saya sih selama ini sudah selalu bawa 2 botol minum sendiri, salah satunya botol lipat, dan, box utk tempat makan dan totebag buat belanja. Yang mungkin masih susah dikurangin sih penggunaan tisu sih.. Tapi sekarang lagi berusaha dengan diganti pakai tisu bambu, biar lebih ramah lingkungan aja. Mudah2an ke depannya bisa benar-benar mengurangi penggunaan tisu.
BalasHapus