Ada yang menarik dari online gathering Eco Blogger Squad beberapa waktu lalu. Aku tersentil dengan salah satu slide pemateri yang berbunyi "Apa menu ber-energi hari ini?". Eitsss energi yang dimaksud bukan makanan yaa, tapi energi terbarukan dan tak terbarukan.
Misal nih kamu karyawan yang tiap hari berangkat kerja naik motor. Otomatis menu kamu ber-energi yang kamu gunakan adalah bahan bakar tak terbarukan. Contoh lain saat kamu pakai sabun dari minyak jelantah, menu ber-energi yang kamu gunakan termasuk terbarukan.
Online gathering kali ini mengundang narasumber kak Refina Muthia Sundari, Research Manager at Traction Energy Asia. Tema yang diusung adalah "Mengulik Energi Terbarukan yang Sedang Ramai Diperbincangkan". Selama gathering berlangsung, banyak insight bermanfaat yang bisa kita pelajari. Cuss langsung aja baca tulisan ini sampai bawah!
Apa Itu Energi Terbarukan?
Energi terbarukan yaitu energi yang berasal dari sumber daya alam yang sudah tersedia dan cepat dihasilkan kembali, sehingga tidak akan habis karena terbentuk dari proses alam yang berkelanjutan. Misalnya air yang akan terus mengalir karena punya siklus "produksi tiada henti".
Energi Terbarukan Atasi Krisis Iklim
Krisis ikim yang aku maksud berkaitan dengan emisi karbon atau emisi gas rumah kaca (GRK). Dampak negatif GRK ini sangat mengkhawatirkan. Mulai dari pemanasan global, meningkatnya permukaan air laut, hingga terganggunya ekosistem.
Nah, salah satu penyebab terbesar gas rumah kaca yaitu energi tak terbarukan. Penggunaan bahan bakar seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam untuk keperluan energi dan transportasi menyumbang emisi gas rumah kaca. So, kita yang masih boros bahan bakar ini turut menjadi penyebab emisi gas rumah kaca.
"Secara global, penggunaan energi terbarukan mampu menurunkan 1,25% emisi CO2 per kapita." (Szetela, et.al., 2022)
Lalu bagaimana peran energi terbarukan untuk mengatasi krisis iklim?
Energi terbarukan itu rendah emisi, ramah lingkungan, bahan bakunya lebih terjangkau, dan bisa menyerap tenaga kerja. Sumber energi terbarukan ini sudah tersedia di alam, jumlahnya melimpah, terkadang tidak membutuhkan proses sebelum dimanfaatkan. Jadi kalau dihitung-hitung bahan bakunya mudah ditemukan, murah, dan efisien.
Sisi positifnya, sebagian besar energi terbarukan tidak menghasilkan polutan yang berbahaya bagi lingkungan, kesehatan, dan emisi GRK. Bonusnya, penerapan energi terbarukan memunculkan berbagai industri baru yang mungkin menyerap tenaga kerja.
Implementasi Energi Terbarukan di Indonesia
Paparan online gathering |
Ternyata ada beberapa energi terbarukan yang sudah digunakan di negara kita. Mulai dari geothermal hingga tenaga surya.
Geothermal (Panas Bumi)
Di Indonesia pemanfaatan panas bumi diimplementasikan dalam bentuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Hingga tahun 2021 ada 17 PLTP aktif di seluruh Indonesia. Dari data Kementrian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), hingga Desember 2021 potensi panas bumi di Indonesia sebesar 23,766 gigawatt (GW) atau 23.766 MW.
Tenaga Surya (Matahari)
Tenaga surya juga diubah menjadi energi listrik. Meski penerapannya masih terbilang sulit, Indonesia mampu membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Prosesnya mulai dari menangkap radiasi matahari kemudian diubah menjadi energi listrik dengan sel fotovoltaik.
Bioenergi
Bioenergi merupakan energi yang dihasilkan dari sumber biologis atau biomasa. Biasanya bersumber dari tumbuhan. Contohnya adalah kayu, tanaman pangan, limbah hutan, hingga limbah pangan. Nah, hasilnya adalah biodiesel, Pembangkit Listrik Tenaga Biomasa (PLTBm), hingga bioavtur.
Bahan yang ada di sekitar kita cukup banyak, lho. Misalnya minyak jelantah, kayu, kelapa sawit, dan tebu. Kabar baiknya minyak jelantah dari rumah tangga dan Unit Usaha Mikro jumlahnya mencapai 1.2 juta kilo liter/tahun (data Traction Energy Asia)
Hemat Energi Versi Sederhana
Paparan online gathering |
Selain implementasi energi terbarukan di atas, kita bisa turut berkontribusi hemat energi dengan cara sederhana. Cara ini aku ambil dari paparan kak Refina, yaa..
Gunakan kendaraan ramah lingkungan
Kalau belanja ke warung tetangga atau bepergian jarak dekat, bisa tuh naik sepeda ajaa. Itung-itung sekalian olahraga. Bayangkan berapa liter bahan bakar yang bisa dihemat dengan rutinitas bersepeda. Kalau tiap orang bersepeda sekali dalam sehari saja Indonesia pasti bisa menekan jumlah bahan bakar yang digunakan.
Sering naik transportasi umum
Beneran lho, hal ini bisa mengurangi konsumsi bahan bakar tak terbarukan. Lagian kan udah banyak transportasi umum yang nyaman dan tarifnya terjangkau. Sebut saja bus antar kota, MRT, atau LRT.
Rencanakan perjalanan dengan efisien
Kalau bisa nih, pelajari dulu jalur yang akan kamu lalui via Google maps sebelum on the way. Pilih waktu tercepat agar hemat waktu dan bahan bakar. Perhatikan juga apakah medannya aman, ada kemacetan, atau jarang penduduknya. Semua agar perjalanan makin singkat dan anti tersesat.
Ganti lampu biasa dengan lampu LED
Yaps, lampu jenis ini lebih awet, hemat energi, dan tidak cepat panas. Kalau soal harga mungkin berbeda dengan lampu biasa, tapi percayalah efek jangka panjangnya lebih bagus untuk hemat energi.
Lakukan 3M (mematikan, mencabut, mengatur)
Ini bisa diterapkan dalam penggunaan listrik, yaa. Pastikan sudah mematikan alat elektronik yang tidak terpakai, mencabut kabel aktif yang tidak digunakan, dan mengatur alat elektronik sesuai kebutuhan. Tips dari aku nih, misal lagi nyetrika, pastikan kamu fokus. Bukan setrika satu baju lanjut main hp lalu setrika lagi. Nggak efektif.
Itulah ragam energi terbarukan yang sudah ada di Indonesia dan upaya sederhana hemat energi dari online gathering #EcoBloggerSquad. Kalau kamu, mulai hemat energi dari aktivitas apa? Cerita di kolom komentar dong...
Posting Komentar
Posting Komentar